Minggu, 15 Maret 2009

Kebebasan

Setiap manusia pada dasarnya menginginkan adanya suatu kebebasan dalam dirinya. Manusia dikaruniai kebebasan sebagai anugrah yang luar biasa dari Tuhan selain akal budi. Anugerah-anugerah ini sungguh sangat meninggikan martabat manusia. Kebebasan adalah salah satu ciri khas dari manusia. Dengan kebebasan inilah, manusia mengarahkan kepada kesempurnaan. Kiranya penting bagi kita untuk menyadari dan mendalami kebebasan sejati dalam arti yang sesungguhnya.
Kebebasan baik orang perseorangan maupun bangsa merupakan nilai yang sangat luhur. Oleh karena itu, segala pembatasan yang tidak wajar dan tidak perlu seharusnya ditentang. Tetapi di lain pihak, kebebasan tidak dipisahkan dari tanggung jawab. Menggunakan kebebasan secara salah atau tidak menggunakannya, menjadi tanggung jawab orang itu dan masyarakat atau kelompok yang bersangkutan.
Akhirnya perlu disadari bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas jasmani-rohani dan sosial. Oleh karena itu, kebebasan manusia terbatas juga, sekurang-kurangnya oleh ruang gerak bebas yang menjadi hak sesama manusia. Selanjutnya, akal budi yang sehat menuntut setiap orang supaya tunduk kepada hukum susila dan hukum pergaulan. Bukan karena terpaksa tetapi karena rela dan sadar, bahwa ia mengakui Yang Maha Tinggi sebagai pencipta. Tujuannya adalah bahwa sesama berhak mengecapi kebebasan yang sama seperti dia dan bermartabat seperti dia.

I. Arti dan Fungsi Kebebasan
• Arti Kebebasan
Sudah dikatakan di atas bahwa kebebasan dapat dimengerti sebagai kemampuan untuk bertindak dengan tanpa paksaan. Kebebasan tidak dimengerti hanya sebagai sebuah situasi atau suasana di mana manusia dengan leluasa melakukan sesuatu tetapi dipahami sebagai sebuah kemampuan. Itu berarti bahwa yang namanya kebebasan sudah ada dalam diri manusia secara hakiki. Singkatnya kebebasan adalah suatu kemampuan positif sehingga manusia dengan berbuat baik (atau sekurang-kurangnya dengan tidak berbuat jahat), merealisasikan dirinya menjadi orang yang baik. Inilah tanggung jawab dan tugas manusia yang pokok dan utama. Inilah arti hidup manusia. Maka kebebasan untuk berbuat sesuai dengan keyakinan mengenai yang baik dan yang buruk adalah suatu hak asasi manusia (kebebasan untuk mengikuti suara hati) yang tidak dapat diberi atau diminta orang lain. Bahkan negara pun tidak punya hak untuk mencabut hak ini. Dengan kata lain, kebebasan dapat dirumuskan sebagai kemampuan manusia untuk mengatur perilaku dan kehidupannya menurut kehendaknya sendiri tanpa dibatasi atau dihalangi oleh kemampuan intern (psikis) atau pun oleh hambatan ekstern (paksaan dari pihak luar) yang dapat bersifat sah dan wajar, tetapi juga dapat bersifat tidak sah dan jahat.

• Kebebasan dapat dilihat dalam arti negatif mau pun positif.
a.) Kebebasan dalam arti negatif berarti bebas dari, misalnya bebas dari suatu ikatan atau paksaan untuk menjalankan sesuatu. Sehingga kebebasan itu dapat berbentuk:
# Kebebasan Jasmaniah (fisik) artinya bebas dari suatu ikatan atau paksaan yang bersifat lahiriah seperti : belenggu, penjara dll.
# Kebebasan Kehendak artinya kebebasan untuk menghendaki sesuatu. Jangkauan kebebasan kehendak adalah sejauh jangkauan kemungkinan untuk berpikir. Karena manusia memikirkan apa saja, ia dapat juga menghendaki apa saja.
# Kebebasan Moral artinya bebas dari ikatan atau tindakan yang berupa ancaman-ancaman, larangan dan desakan yang tidak sampai kepada paksaan fisik.
b.) Kebebasan dalam arti positif berarti bebas untuk berbuat sesuatu, khususnya bebas untuk berbuat baik. Seseorang dikatakan bebas kalau:
# Ia bebas untuk menentukan sendiri tujuan-tujuan dan apa yang mau dilakukannya.
# Ia bebas untuk memilih antara kemungkinan-kemungkinan yang tersedia baginya.
# Tidak dipaksa/terikat untuk membuat sesuatu yang tidak dipilihnya sendiri atau pun dicegah untuk melakukan apa yang dipilihnya sendiri oleh kehendak orang lain.
• Fungsi Kebebasan
1. Kebebasan memungkinkan manusia bertindak dan melakukan sesuatu dengan sengaja. Dengan maksud dan tujuan tertentu, dengan kesadarannya bahwa hanya sayalah yang berhak menentukan tindakan ini akan saya lakukan atau tidak.
2. Kebebasan berfungsi untuk memupuk kesadaran moral manusia. Seseorang yang memiliki kebebasan yang sejati akan melihat setiap kewajiban moral sebagai sesuatu yang sangat berguna bagi dirinya dan dikehendaki untuk dilakukan. Mentaati hukum moral berarti mentaati dirinya sendiri. Mentaati hukum moral secara otonom (tanpa dipaksa atau disuruh) sedikitpun tidak merendahkan martabat yang dimiliki oleh manusia. Sebaliknya, hanya kalau manusia berhadapan dengan kewajiban moral manusia dapat menghayati kebebasannya dengan penuh. Karena kebebasan merupakan kemampuan untuk menentukan diri kita sendiri, maka kita pun terbentuk dalam tindakan yang bebas. Dengan melihat bagaimana kita bersikap terhadap kewajiban moral, sekaligus dapat kita lihat orang macam apakah kita ini.
3. Kebebasan mempertebal rasa tanggung jawab manusia. Suasana bebas meninggikan rasa tanggung jawab, sebaliknya kalau tidak ada kebebasan, maka rasa dan kemampuan bertanggungjawab pun akan menyurut. Karena melakukan kewajiban seharusnya tidak hanya disadari oleh susuatu yang diwajibkan (harus dilakukan) melainkan dengan sadar bahwa saya melakukan ini demi suatu kebaikan yang mau dijamin oleh kewajiban itu. Dengan kata lain sikap moral yang dewasa adalah sikap yang bertanggung jawab. Bertanggung jawab agar kita sedapat mungkin mencapai yang baik dan bernilai untuk diri kita sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, kebebasan sangat erat hubungannya dengan tanggung jawab. Tidak mungkin ada tanggung jawab tanpa ada kebebasan dan baru dalam sikap yang bertanggung jawab kebebasan mencapai pelaksanaannya yang menyeluruh.
• Kebebasan sebagai unsur khas manusiawi.
Sudah kita bahas bersama bahwa seorang manusia dikaruniai Tuhan dengan dua anugerah istimewa yaitu akal budi dan kebebasan. Oleh karena itu, akal budi dan kebebasan adalah ciri khas manusia. Kecuali itu, adanya kebebasan memungkinkan manusia untuk melakukan sesuatu dengan sadar, bisa memupuk kesadaran moral dan mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa ternyata kebebasan sesungguhnya dapat memanusiakan manusia itu. Sebab, kebebasan mampu memperkaya kepribadian seseorang dengan kesadaran moral dan tanggung jawab yang tinggi. Bila kita bandingkan dengan makhluk lain (misalnya hewan), ia hanya mempunyai naluri. Oleh karena itu, hewan tidak pernah merasa tahu apakah ia bertindak benar atau salah. Hewan juga tidak pernah bisa bertanggung jawab. Singkatnya bahwa hewan itu tidak akan pernah bisa maju.
• Perlunya pengarahan dan pembinaan kebebasan
Kebebasan perlu dibina dan diarahkan karena:
a.) Kebebasan masih sering disalah-artikan dan disalah-gunakan, padahal kebebasan sangat penting dan berarti dalam perkembangan manusia. Oleh sebab itu, pengertian dan penghayatan yang keliru mengenai kebebasan itu perlu diluruskan dengan pengarahan-pengarahan dan pembinaan-pembinaan yang baik.
b.) Pengaruh lingkungan dan pengaruh zaman dapat mengaburkan pandangan yang tepat mengenai kebebasan, maka kebebasan itu perlu dipelajari, ditafsirkan dan dihayati secara baru sesuai zaman dan lingkungan.
Karena perlunya kebebasan bagi perkembangan hidup manusia maka kebebasan perlu dibina dan diarahkan dengan cara konkret, misalnya:
- menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan orang banyak sehingga mereka dapat belajar bertenggang rasa dengan orang lain. Dengan demikian mereka menemukan kebebasan dan keinginan pribadi dalam kepentingan bersama.
- Mengikutsertakan sebanyak mungkin orang dalam menyusun suatu peraturan sehingga semua orang merasa bertanggung jawab dan juga gembira mentaatinya tanpa merasakan bahwa kebebasannya dibatasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar